Selasa, 16 Juli 2013

Untuk Pria yang Telah Tuhan Siapkan Untukku

Ini semua jadi candu bagiku
Aku dan seisi aku meregang di antara ruang
Kita terpisah, atau lebih tepatnya sengaja memisahkan diri
Tak kuasa melihat satu sama lain
Bukan karena takut salah satu dari kita terbunuh
Bukan!
Hanya takut itu akan menjadi perjumpaan sesaat yang mengharamkan kita
Logika dan batin saling beradu
Hampir aku menyerah, hampir, tapi tidak
Sampai qatam nafasku pun tidak!
Aku cukup kuat untuk memanggul onggokan siksaan ini
Aku berdoa kau pun serupa
Seruku pada Sang Khalik takkan terputus
Hanya karena tebalnya jenuh
Jenuh akan jengah melihat kita
Oase takkan sanggup pecahkan kita
Samudra tak mampu mematikan nafas kita
Salju akan menggigil melewati kita
Bertahanlah sebentar lagi
Kencangkan sabukmu, kita takkan mati tertimpa gunung batu
Aku takkan menangis jika tumbang
Karena aku tahu kau telah menumpu aku
Sampai akhirnya nanti
Jangan lengah!
 Ruang takkan bisa hambarkan kita
Bertahanlah sebentar lagi
Jangan biarkan kau dan seisimu mati tertelan dunia
Sodoran mereka tak pernah jauh nikmat
Dibanding paduan kita kelak
Kau paham benar tentang hal itu
Bertahanlah sebentar lagi
Sang Maha Kuasa pasti melihat begitu banyak rasa yang telah kita dayakan
Bersabarlah sebentar lagi
Pada akhirnya nanti kau dan aku pasti berpadu satu
Layaknya penantian Firdaus
Selalu ada kasih intim di sela hari dan malam
Sampai cahaya dunia tidak bersinar lagi
Kau mencintai Tuhan untuk mencintaiku
Begitupun aku
Aku berjanji dan berjanjilah padaku
Tuhan hanya sedang mempersiapkan kita berdua
Untuk hari bahagia yang telah tertulis rapi
Untuk pria hebat yang telah Tuhan siapkan untukku,

“aku mencintaimu dan terima kasih untuk cintamu kelak.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar