Ini kebenarannya, tentang
aku yang sudah lama kamu abaikan, atau memang sebenarnya kamu tidak
menginginkan aku? Kamu pikir dengan mencoba melunturkan harapanku kamu bisa
menghentikan langkahku? Salah besar. Aku tidak akan mundur. Walau sudah habis
dayaku, aku tidak akan mundur. Apa? Aku terlalu ambisius dan memaksakan
kehendak? Benarkah? Tidak. Aku rasa tidak, kamu hanya belum menyadari siapa
kamu, dan seberapa berharganya kamu di mataku dan di mata dunia, duniaku. Mungkin
kenyataan yang sudah menutup matamu, menutup pikiranmu dan menutup hatimu. Hampir
tidak ada celah untuk aku masuk. Hampir. Tapi aku tidak akan mundur. Walau
sudah habis dayaku, aku tidak akan mundur.
Ini mawar ke 14 yang aku
berikan untukmu, hari ini aku akan menemui Ayah dan Ibumu. Ah sudah aku duga
ini jawabanmu, sudah aku kira kamu akan menolak lagi. Baiklah mungkin tidak
malam ini. Besok mungkin? Atau lusa? Atau... Atau kapan pun kamu siap, aku
masih disini, disini menunggu, karena sudah aku bilang aku tidak akan mundur, tidak
sesenti pun
Jangan terlalu menutup
diri, jangan malu, jangan terlalu lama sembunyi dari kenyataan, keluarlah dan
temukan kenyataan yang lebih indah, temukan bersamaku. Keluarlah, lihat begitu
banyak bunga yang menantimu, bukan mawar hanya yang aku berikan saja. Lihatlah,
keluarlah. Kau peri bunga, ratu kerajaan bunga. Temani? Dengan senang hati aku
akan menemanimu sayang. Ayo kita bersiap keluar dari ruang 4x6 meter yang berbingkai
foto – foto dan piagam – piagam tarimu itu. Tunggu sebentar aku akan mengambil
kursi rodamu, tunggu disini dan tetap berbaring selama aku pergi. Tunggu aku
dan kita akan menikmati dunia, dunia kita berdua. Kita akan mencari kenyataan
yang indah untukmu, untuk kita. Bawa saja mawar ke 14mu, kita akan bandingkan
‘bunga’ mana yang paling indah dan menawan.
Jangan malu – malu
melihat keluar sayang, ini terlalu menarik untuk dilewatkan. Berhentilah
menunduk, menunduk dan hanya memandangi penumpu badanmu dan masa lalumu. Lihatlah
ke depan, banyak sekali bunga – bunga yang iri melihatmu, mereka ingin memiliki
senyumm, memiliki dan bersekutu damaimu dan an berkenalan denganmu, bunga
terindah dari segala bunga yang ada. Taukah
kamu sayang, kamu adalah bunga teristimewa. Memang ada satu bagian dari dirimu
yang patah, duri. Duri di tubuh bungamu tiada, tapi sadarkah kamu itu yang
membuatmu istimewa? Hanya duri yang patah, bukan mahkotamu, kaki yang patah, bukan harapanmu. Kamu hanya
kehilangan duri, duri yang membuatmu sombon, dan menyakiti orang yang
menginginimu. Keluarlah. Keluarlah dari jeratan pikiranmu. Keluarlah
dan temukan kenyataan yang lebih indah. Temukan
bersamaku.
Satu lagi, ini mawar ke
15 yang aku berikan untukmu, mawar putih, mawar putih yang lain dari mawar –
mawar yang ada. Mawar putih yang diciptakan Tuhan khusus untukmu. Mawar ini
suci, tak akan menyakiti siapapun yang mengingininya. Sepertimu
“Mawar, will you be my future?”
Dia
selalu melihat kesempurnaan di diri Mawar, cinta yang membalut dan menutup derita,
derita menjelma jadi kasih. Sakit tidak akan terasa begitu menyakitkan saat
mereka tetap memupuk cinta di setiap lembar kelopak kehidupan mereka.
Untuk
lelaki sejati yang tulus mencintai istrinya sampai detik ini. Dan untuk wanita
luar biasa yang terus berjalan tegak bersama suaminya sebagai kaki dan tumpuan.
Om Awan dan Tante Mawar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar