Rabu, 20 Maret 2013

MATI


Mati
Aku mati ditelan takdir
Hasrat menyapu harapan
Semua lenyap dan menjadi gelap
Terang lagi
Lalu gelap
Gelap gelap gelap
Kosong kosong
Dan hampa
Inilah kebenarannya, aku hilang
Terhilang
Aku buta, atau dibutakan oleh takdir?
Abu – abu, random, dan semu
Iya semu, tidak ada keabadian yang nyata
Dan tidak ada kenyataan yang abadi
Aku sudah tidak mengenali aku
Atau aku hanya seonggok aku yang menyerupai aku?
Takdir yang jahat atau aku yang sudah menjahati takdir?
Semua menghimpit aku, aku berjalan di antara kegelapan
Dan aku sendiri, sendiri dan gelap
Aku tidak ingin berlari dari himpitanku, bukan karena tidak bisa
Karena  aku malu, malu pada takdir
Biarkan aku sembunyi di balik gelap ini
Jengah, sakit tapi ini lebih nyaman
Lebih nyaman dari terang itu, terang yang membunuhku lebih dalam lagi
Terang, sehingga aku dapat melihat mata itu
Mata yang seakan – akan ingin menikam aku
Aku terhakimi
Dan aku mati ditelan takdir
Waktu
Ini bukan waktuku, ini bukan milikku
Waktuku sudah tiada
Bukan terlambat, hanya memang sudah tiada waktu
Kesempatan
Aku mati sebelum berjumpa dengan kesempatan
Kini
Kini aku hanya bisa bercumbu dengan gelap
Kini aku hanya bisa diam
Aku tidak ingin berlari dari himpitanku, bukan karena tidak bisa
Karena  aku malu, malu pada takdir
Tapi
Tapi bagaimana bisa aku melihat begitu jelas ketika aku jatuh ke dalam ruang yang paling gelap?
Aku jatuh, terperosok, tenggelam dan mati
Mati, mati mati mati
Aku terjepit dan mati, mati dan meninggalkan gelap
Aku meninggalkan gelap dan menjadi gelap yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar